Ilustrasi |
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Nazaruddin Sjamsudin ikut memberikan suara soal pro kontra sholat Jum’at dalam Aksi Bela Islam III yang akan digelar pada 2 Desember 2016.
Menurut Nazaruddin, dahulu saat menggelar demo pada 1966, demonstran juga mengadakan sholat berjamaan di jalan. “Saat demo 1966 dulu kami juga shalat di jalan, waktu itu ga ada yang berisik loh,” ungkap Nazaruddin di akun Twitter @nazarsjamsuddin.
Pernyataan itu menanggapi komentar aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) Akhmad Sahal. Sebelumnya, Sahal di akun @sahal_AS menulis: “Fatwa NU tentang larangan shalat jumat di jalanan umum pada jam kerja dasarnya mudarat, ganggu ketertiban publik. Di Monas mudarat itu gak ada. Tujuan Syariah itu maslahat publik. Jum’atan di jalanan umum ganggu ketertiban publik = kontra dgn tujuan syariah. Di Monas kan gak ganggu.”
Secara khusus, @nazarsjamsuddin juga menanggapi kicauan akun @RustamIbrahim milik tokoh LP3ES Rustam Ibrahim yang meminta umat Islam tak perlu ikut sholat Jum’at di Monas pada 2 Desember.
“Kan sudah disediakan Lap Monas dan Pemerintah juga ga melarang. Mari kita fasilitasi saja Pak Rustam, sesuai kemampuan,” tegas @nazarsjamsuddin.
Sesuai rencana, Ketua Umum MUI yang juga Rais ‘Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin, akan menjadi khatib Jumat pada Aksi Bela Islam III, Jumat (02/12).
“InsyaAllah (pada) shalat Jumat tersebut, yang akan bertindak sebagai khatib adalah guru kita semua, panutan kita, teladan kita, pimpinan kita, yaitu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin,” ujar Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Habib Rizieq Shihab di kantor MUI (28/11).
Sumber: intelijen
No comments:
Post a Comment