Wednesday, November 30, 2016

FAKTA SEJARAH ! Suka tidak suka, Eksistensi NKRI Itu Warisan Politisi Muslim


Sukarno bersama M Natsir


Eksistensi NKRI Itu Warisan Politisi Muslim
Oleh: Lukman Hakiem, Pemerhati Sejarah/ Mantan Staf Perdana Menteri M Natsir


===========

Seorang sarjana Perancis, Remy Madinier, dalam studinya mengenai Partai Politik Islam Masyumi, mencatat bahwa pada episode terakhir perjuangan merebut kemerdekaan yang begitu dramatis, di tubuh Masyumi mencuat sosok kenegarawanan dari tiga tokoh pemimpinnya (Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Mr. Mohamad Roem, dan Mohammad Natsir), ketiganya memainkan peran yang sangat penting dan menentukan.

Untuk memastikannya mari kita bahas satu-satu tokoh Muslim Indonesia yang begitu besar jasanya bagi pembentukan negara bangsa tercinta ini:

MR  Sjafruddin Prawira Negara dan PDRI

Sejarah negara ini mungkin akan lain jalannya jika tidak muncul inisiatif Sjafruddin Prawiranegara (1911-1989) untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera segera sesudah ibukota Yogyakarta diduduki tentara Belanda, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan beberapa menteri ditangkap Belanda pada 19 Desember 1948.
Mendengar peristiwa tersebut, Sjafruddin yang sedang berada di Bukittinggi segera mengumpulkan beberapa tokoh untuk membahas perkembangan situasi.

Tanpa mengetahui bahwa Presiden dan Wakil Presiden telah mengirim kawat kepadanya untuk membentuk suatu pemerintahan darurat, Sjafruddin dan kawan-kawan memproklamirkan berdirinya PDRI, terhitung sejak 22 Desember 1948. Sjafruddin yang dipilih menjadi Ketua PDRI, sengaja tidak menggunakan sebutan Presiden untuk jabatannya. Hal itu, menurut pengakuannya sendiri, “disebabkan karena saya belum mengetahui adanya mandat Presiden Sukarno dan karena didorong oleh rasa keprihatinan dan kerendahan hati.”

Kekuasaan PDRI ternyata sangat efektif. Itu dapat dibuktikan oleh tiga hal. Pertama, dipatuhinya segala perintah PDRI oleh para pemimpin di Jawa –termasuk oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kedua, betapa keras usaha Belanda menghantam PDRI, sampai-sampai Belanda melansir ejekan bahwa PDRI tidak lain dari Pemerintah Dalam Rimba Indonesia. Ketiga, pesan-pesan radio PDRI dapat diterima dengan baik di New Delhi, dan mengilhami pemimpin India, Jawaharlal Nehru untuk menyelenggarakan Konferensi Inter-Asia guna mendukung Indonesia. Konferensi dihadiri oleh wakil-wakil dari Afganistan, Australia, Saudi Arabia,Myanmar, Ethiopia, Irak, Mesir, Libanon, Pakistan, Filipina, Srilangka, dan Yaman sebagai peserta. Adapun wakil-wakil dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT),Nepal, Selandia Baru, dan Thailand hadir sebagai peninjau.

Perjalanan bangsa Indonesia juga mungkin akan lain jadinya jika  Sjafruddin selaku Ketua PDRI tidak bersedia menyerahkan kembali kekuasannya kepada Bung Karno dan Bung Hatta, sesudah Sukarno-Hatta “meninggalkan” PDRI dalam perundingan yang melahirkan Persetujuan Roem-van Roijen, 7 Mei 1949.

Tentang hal ini, ada baiknya kita menyimak penilaian Sjafruddin terhadap Mr. Mohamad Roem sebagai berikut: “Hanya sekali dia (Roem) ‘menyeleweng’. Yakni tatkala dia menjalankan perintah atas permintaan Sukarno –yang waktu itu bukan menjabat Presiden karena sedang dalam pembuangan—untuk berbicara dengan van Roijen, yang menghasilkan apa yang lazim disebut ‘Pernyataan Roem-van Roijen’ (Mei 1949). Dia berani berbicara, seolah-olah tidak ada PDRI. Padahal PDRI pada waktu itu adalah satu-satunya pemerintah yang sah.... Tetapi karena saya yakin tentang integritas dari Roem dan kawan-kawan lain yang menyokong pembicaraan Roem dengan van Roijen, kami tetap bersatu walaupun berbeda pendirian. Persatuan inilah yang akhirnya membawa kemenangan!”




Wapres Mohamad Hatta memeriksa pasukan kehormatan di Linggarjati, Cirebon, 17 November 1946.




Mr Moh Roem Dalam Perjanjian Bersama van Roijen

Konferensi Inter-Asia mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) agar melakukan berbagai upaya memulihkan pemerintahan Republik Indonesia. Antara lain karena desakan itu, lahir Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari 1049 yang pada pokoknya meminta Belanda menghentikan agresi milter, membebaskan para pemimpin Republik, dan kembali ke meja perundingan.
Belanda yang semakin terjepit posisinya, masih berusaha mengelak dari kewajiban memenuhi Resolusi DK-PBB.

Wakil Tertinggi Ratu Belanda di Indonesia, Dr. Beel, mengusulkan para pemimpin RI yang ditawan di Bangka untuk terbang ke Den Haag guna menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB). Usul Beel itu ditolak. Para pemimpin RI menuntut supaya sebelum dilaksanakan KMB, kedudukan pemerintah RI lebih dulu dipulihkan. Sikap para pemimpin RI di Bangka, didukung oleh para pemimpin yang tidak ditawan oleh Belanda, yaitu Dr Darmasetiawan, Dr Halim, dan M  Natsir.

Setelah tidak mampu mengelak dari tekanan dunia internasional, pada 14 April 1949 diselenggarakan perundingan antara Belanda dengan Indonesia di Jakarta. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. van Roijen. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Mohamad Roem (1908-1983).

Perundingan yang berakhir pada 7 Mei 1949 itu menghasilkan Pernyataan Roem-van Roijen sebagai sebuah “Pernyataan permulaan mengenai kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.”

Atas dasar Pernyataan Roem-van Roijen, tentara Belanda ditarik dari Yogyakarta, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta para pemimpin RI dibebaskan dan dikembalikan ke Yogyakarta, dan itu berarti pemerintahan RI berfungsi kembali seperti sedia kala.

Sebagai salah satu episode dari bagian akhir revolusi kemerdekaan sebelum KMB yang melahirkan pengakuan Belanda dan dunia internasional secara utuh dan menyeluruh atas kemerdekaan Negara Republik Indonesia (Serikat), Pernyataan Roem-van Roijen adalah dokumen bersejarah yang sangat penting bagi kelanjutan eksistensi RI. Bagi Roem, Pernyataan itu telah menempatkan tokoh kelahiran Parakan, Temanggung, Jawa Tengah,itu dalam deretan nama-nama diplomat dunia dengan hasil karya yang senafas dengan nama pribadinya.

Memang, pernyataan Roem-van Roijen ternyata menyisakan masalah di kalangan pemimpin dan pejuang PDRI sebagai pemegang kendali pemerintahan yang riil saat para pemimpin pemerintahan ditawan oleh Belanda. PDRI merasa ditinggalkan. Panglima Besar Jenderal Soedirman yang dalam keadaan sakit memimpin gerilya, tidak terima dengan penggunaan istilah “pengikut Republik yang bersenjata” dalam Pernyataan Roem-van Roijen. Bagi Soedirman, penggunaan istilah itu seolah-olah menganggap Angkatan Perang RI sebagai gerombolan bersenjata.

Kemarahan kedua pemimpin perjuangan itu, tentu menggelisahkan. Jenderal TB Simatupang mencatat, setelah Yogyakarta kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, kini Yogyakarta menunggu kedatangan Sjafruddin Prawiranegara dan Jenderal Soedirman.

Kedatangan Sjafruddin dan Soedirman bagi para pemimpin yang sudah berada di Yogya, sangat krusial. Bukan saja untuk kelanjutan proses perjuangan, tetapi bahkan bagi keutuhan RI. Bukankah keduanya yang memimpin perjuangan, bahkan memimpin negara, ketika Sukarno dan Hatta ditawan Belanda. Dan sekarang “Yogya telah kembali”, tetapi kembalinya Yogya bukan karena keputusan mereka. “Yogya kembali” adalah hasil perundingan antara Belanda dengan utusan yang diangkat oleh pejabat yang secara formal tidak lagi berkuasa.

Akan tetapi, Sjafruddin dan Soedirman ternyata kembali juga ke Yogya. Kedua pemimpin telah menunjukkan kualitas dan integritas pribadinya dengan berani meninggalkan kepentingan subjektif, dan memilih nilai yang lebih tinggi, yaitu memenangkan perjuangan bersama. Sjafruddin dan Soedirman kembali ke Yogya demi keutuhan perjuangan.
Pembentukan PDRI, Pernyataan Roem-van Roijen, dan Yogya kembali, memperlihatkan dengan jelas corak pilihan yang diambil oleh para pemimpin pendahulu kita setelah suasana dilematis teratasi, yakni sebuah ikhtiar menegakkan etika kekuasaan (the ethics of power).

Mengutip pakar sejarah, Prof. Taufik Abdullah, ikhtiar menegakkan etika kekuasaan itu tercermin dalam kalimat pendek Ketua PDRI, Sjafruddin Prawiranegara, dalam sidang kabinet pada 13 Juli 1949: “PDRI tidak mempunyai pendapat tentang Pernyataan Roem-van Roijen, akan tetapi segala akibat yang ditimbulkannya kita tanggung bersama.” 



Ketua/Presiden PDRI, Syafruddin Prawiranegara


Tak Pernah Ada Masalah Antara Islam dan Kebangsaan

Pembentukan PDRI, Pernyataan Roem-van Roijen, Mosi Integral Natsir yang mengembalikan negara Republik Indonesia dari bentuk negara federal (RIS) ke negara kesatuan (NKRI), bukan saja merupakan episode terakhir dari revolusi kemerdekaan, tetapi juga menyajikan fakta tidak terbantahkan bahwa di saat-saat paling kritis bagi eksistensi RI, para politisi Muslim telah memberikan peran yang sangat signifikan.
     
Memang, sangat jelas sekali bila saat itu 'betapa tidak mudahnya menjadi Indonesia'. Namun, para pendahulu kita dengan caranya masing-masing telah meretas jalan ke arah pembentukan negara-bangsa Indonesia. Di antara yang telah memberi peran cukup signifikan ialah umat Islam.
Yang tidak kalah pentingnya, sesungguhnya sejak dahulu tidak pernah ada masalah antara Islam dengan kebangsaan. Kita dapat menjadi Muslim yang taat yang dengan riang gembira menyanyikan Indonesia Tanah Airku.

Maka, mereka yang sekarang tiba-tiba amat bersemangat bicara soal NKRI, bacalah sejarah dengan jujur dan benar...!


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Mengharukan... Menyatakan Masuk Islam dan Langsung Berangkat Ikut Aksi Bela Islam 212


Sungguh banyak keajaiban yang Allah perlihatkan dalam perjalanan Aksi Bela Islam III 2 Desember atau yang dikenal dengan AKSI 212.

Di sosial media dan juga di laman Youtube beredar prosesi masuk Islamnya mas Dedy.

"Kejadian malam ini (Rabu, 30-11-2016) sebelum berangkat ke Jakarta aksi bela Islam 3 kafilah Banyuwangi ada hal yang mengharukan.

Pak Dedy menyatakan masuk Islam yang sebelumnya beragama Nasrani.

Dan langsung ikut aksi bela Islam 3, berangkat malam ini naik Bus."

Demikian keterangan dalam video yang diunggah di Youtube dan tersebar di sosial media.

Ya Allah... sungguh indah segala rencanaMu. Walau banyak halangan rintangan yang menghadang kafilah Aksi 212 dari daerah yang akan menuju Jakarta.

Ya Allah... telah lahir generasi pembela agamaMu yang dinistakan.

Ya Allah... angerahkan kami istiqomah di jalanMu, berikan kami husnul khotimah saat dipanggilMu.

Aamiin...

[video]


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

[Foto] Beginilah Perlakuan Polisi Periksa Ketat Peserta Aksi 212 Seolah Olah Mereka ...


Pihak kepolisian menetapkan aturan yang ketat terhadap peserta Aksi Super Damai Bela Islam III dari berbagai daerah. Polisi bukan hanya memberhentikan, tetapi juga memeriksa seluruh kelengkapan bus atau kendaraan yang digunakan, mengecek tas peserta, dan mengajak briefing.

"Sudah dua kali pemeriksaan," tutur peserta yang berasal dari Madiun kepada Tarbawia melalui pesan WhatsApp pada Kamis (1/12/16) siang.


Setiap pemeriksaan berjalan satu jam. Tas peserta juga dibuka dan diperiksa satu persatu oleh petugas kepolisian.

"Cek tas tiap peserta. Dicek (apakah membawa) senjata tajam dan ditanya darimana serta tujuan," lanjut laki-laki beranak satu ini.

Setelah itu, polisi mengajak perwakilan peserta untuk briefing di wilayah Purwodadi Semarang.



"Tetap damai. Jangan bawa senjata tajam. Tunaikan doa. Selesai segera balik. Jaga ketertiban," ujarnya menirukan pesan pihak kepolisian.

"Doakan Indonesia tetap damai," lanjutnya menutup keterangan.
Briefing polisi dengan peserta aksi damai III di Purwodadi (tarbawia, ds, 1/12/16)
Polisi cek tas tiap peserta (tarbawia, ds, 1/12/16)
Aksi Super Damai Bela Islam III rencananyanya dilaksanakan di Monumen Nasional Jakarta pada Jum'at (2/12/16) esok. Aksi gelar sajadah dan doa untuk negeri ini menuntut agar Ahok ditangkap karena resmi dinyatakan sebagai tersangka penista agama.

Kaum Muslimin mulai beranjak dari daerah sejak sepekan terakhir. Bahkan, ribuan kaum Muslimin Ciamis memilih berjalan kaki sejak Senin (28/11/16). [Tarbawia/Om Pir] 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ini 5 Pertimbangan Kejagung Tidak Menahan Ahok

Kejaksaan Agung menyatakan dugaan kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama dilanjutkan ke penuntutan. Namun Kejagung tidak menahan Ahok, ada lima alasan yang memperkuat.

"Memang terhadap tersangka Ir. Basuki Tjahaja Purnama ini tidak dilakukan penahanan. Alasannya adalah bahwa penyidik sudah melakukan pencekalan dan sampai saat ini," kata Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung M Rum, dalam konferensi pers di kantor Kejagung, Jl Hasanuddin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2016).





Pertimbangan kedua menyangkut SOP. "Yang kedua sesuai SOP yang ada di kita apabila penyidik tidak melakukan penahanan kita juga tidak melakukan penahanan," kata M Rum.

Berikutnya adalah pertimbangan dari para peneliti yang menyimpulkan tak perlu dilakukan penahanan.

"Ketiga pendapat tim peneliti menyatakan bahwa tidak dilakukan penahanan. Selanjutnya bahwa tersangka ini setiap dipanggil datang," kata M Rum.

Nah pertimbangan terakhir menyangkut dakwaan yang ditujukan kepada ahok. "Dan yang terakhir dakwaan kita nanti kita susun secara alternatif. Yang pertama pasal 156 a dan yang kedua pasal 156 atau sebaliknya. Jadi karena dakwaan ini disusun secara alternatif kita belum tahu mana yang terbukti, apakah pasal 156 yang yang ancaman hukumannya 4 tahun atau pasal 156 a yang ancaman hukumannya 5 tahun," terang M Rum.

Kejagung juga mendengarkan aspirasi masyarakat yang sehingga berkas perkara ini sudah lengkap dalam waktu cepat. "Sehingga berkas perkara ini sejak awal penelitian kita percepat. Artinya kita minimalkan waktunya tapi kita percepat kinerjanya. Sehingga hari kemarin perkara itu sudah P 21," pungkasnya.



(van/try)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Jangan Petantang Petenteng! Allah Murka Terhadap Mereka Yang Menghalangi Manusia dari Jalan Allah



Beredar ramai di sosial media, umat Islam yang berbondong-bondong dari daerah hendak ikut AKSI BELA ISLAM III 2 Desember di Jakarta, mereka dihalang-halangi. Ada kabar bus yang ditumpangi dicegat di jembatan, berita di CNNIndonesia juga secara jelas memperlihatkan peserta aksi 212 dari daerah di sweeping dari bus saat hendak berangkat ke Jakarta.

APA MEREKA TIDAK TAKUT KELAK ALLAH AKAN MENGHUKUM MEREKA YANG MENGHALANG-HALANGI MANUSIA DARI JALAN ALLAH? YANG MENGHALANGI UMAT ISLAM MEMBELA AGAMANYA?

Yang mempersulit urusan kaum muslimin, akan dipersulit urusannya.

Yang mencegah kaum muslim dari berbuat baik, akan dihalangi antara dia dan kebaikan.

Yang suka merazia tanpa haqq, hidupnya akan sering terazia.

Yang suka menghalang-halangi, hajatnya akan sering terhalang.

Gaji dari duit rakyat jangan petantang-petenteng.

Yang umur 40 tahun, ama kematian udah deket banget.

Kalau jahat terus di dunia, yang nyolatin dan mendoakan siapa?

Jangan sok kuasa, adigang adigung adiguna.

Nanti, tuanya sengsara. Hidup terhina, itu persekot di dunia.

Di akhirat, jangan tanya. Ente bukan siapa-siapa.

Diuji jabatan dan kekuasaan, jangan semena-mena.

Baru pake baju seragam, berasa beda.

Umur manusia gak akan lama, seperti laron saat temaram tiba.

Setelah mati, kita hidup lagi yang kedua.

Kita akan mempertanggungjawabkannya pada yang kuasa

Ente mau masuk kelompok "sekarang dia hidup bahagia" atau "dulunya dia hidup bahagia"?

Allah s.w.t berfirman :

وَنَادَىٰٓ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ أَصۡحَـٰبَ ٱلنَّارِ أَن قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّ۬ا فَهَلۡ وَجَدتُّم مَّا وَعَدَ رَبُّكُمۡ حَقًّ۬ا‌ۖ قَالُواْ نَعَمۡ‌ۚ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنُۢ بَيۡنَہُمۡ أَن لَّعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّـٰلِمِينَ (٤٤) ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبۡغُونَہَا عِوَجً۬ا وَهُم بِٱلۡأَخِرَةِ كَـٰفِرُونَ

Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka [dengan mengatakan]: "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa [azab] yang Tuhan kamu menjanjikannya [kepadamu]?" Mereka [penduduk neraka] menjawab: "Betul". 

Kemudian seorang penyeru [malaikat] mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, [yaitu] orang-orang yang menghalang-halangi [manusia] dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat." (QS Al-'Araf[7]: 44-45)

(Rudi Wahyudi)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

KESAKSIAN SANTRI LONG MARCH CIAMIS : Saya Menggantikan Bapak (Sudah Meninggal) Jihad Membela Agama


SEBUAH KESAKSIAN LONG MARCH CIAMIS - JAKARTA (II)

by Dara Lana Tan

Penantian saya dan orang-orang yang berbaris di sepanjang Jala Raya Cileunyi (Bandung), tidak sia-sia pun tidak surut walau hujan terus mengguyur.

Begitu rombongan pendemo dari Ciamis yang berjalan kaki muncul dari kejauhan, semua bersiap. Kami berdiri, berbaris panjang sekali di tepi jalan, menenteng kresek dan kardus berisi segala macam yang bisa kami berikan. Air minum dalam kemasan, hansaplast, jamu dalam kemasan sachet siap minum, masker untuk jaga-jaga jika nanti gas air mata disemburkan penguasa, sandal jepit, jas hujan dan pakaian ganti, plus sekantung plastik roti, donat, permen, buah, cemilan dlsb dalam satu plastik berbentuk paketan, kami bagikan.

Mereka, menerima dengan sangat senang hati. Takbir bersahutan tiada henti. Hujan, banjir, tidak menyurutkan massa untuk berkumpul memanjang dari ujung Jalan Raya Cileunyi sampai Bundaran Cibiru, dan sepanjang Jalan Soekarno-Hatta sampai Kantor Perhutani Soekarno – Hatta.

Yang membuat saya merinding, seorang santri kecil berusia 8 tahun, terlihat ikut berjalan bersama rombongan. TANPA ALAS KAKI, mengatupkan kedua telapak tangan dan menggigil kedinginan diguyur hujan.

Segera saya “tewak” (renggut) dan tarik ke pinggir anak itu.

“Sandalnya mana?” tanya saya.

“Putus, Bu. Jadi saya buang…” katanya.

Seorang dari kami menyodorkan sepasang sandal jepit baru.

“Bawa baju ganti?” tanya saya lagi.

Anak itu menggeleng.

Saya tarik makin ke tepi, tepat di teras Bank BJB ini. Saya minta dia melepas plastik kantung yang dipakainya untuk menahan hujan. Ternyata baju seragam santri yang dipakainya pun basah kuyup. Segera kami sodori sehelai kaos panjang dan celana training panjang, lalu dia memakai jas hujan yang juga kami sodorkan.

“Kenapa ikut?” tanya saya.

Ngagentosan (menggantikan) pun Bapa (ayah saya)…” jawab anak lelaki itu.

“Bapa ade ka mana (Bapakmu ke mana)?” tanya saya sambil menggenggam kan beberapa lembar uang.

Atos ngatunkeun (sudah tiada)…” jawab seorang santri dewasa yang muncul di belakangnya.

Ada rasa nyeri yang menyayat perut di bawah iga kanan saya.

Entah apa yang ada di benak para penghina, penyinyir dan penista yang kedua orang tuanya masih lengkap, berusia dewasa, punya biaya, uang banyak, gagah perkasa DAN dia MUSLIM, tapi bisanya cuma menyinyiri, menista dan menghina…

Rombongan lewat, semua logistik paketan habis kami bagikan. Tinggal logistik dalam wadah kardus dan karung. Kami naikkan ke Ambulance dan mobil-mobil bertanda rombongan.

Tetiba saya dibuat terkejut. Satu demi satu gadis-gadis berjilbab lebar itu bergantian memeluk saya dan saling berpelukan antar sesamanya dengan mata basah.


Ucapan syukur dan tangis kegembiraan mereka, juga terasa menyayat hati saya.

“Bu, ayo ikut…!” teriak anak gadis berjilbab lebar dan mengendarai sepeda motor. Saya diajak ikut mengiringi laju rombongan itu bersama anak-anak lain, dengan motor mereka.

Bahagianya hari ini, melupakan derita nyeri di hari pertama datangnya “tamu bulanan” saya…

___
*Dari akun FB Dara Lana Tan (not public, klo gak saling friend gak bisa dilihat)

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ikut Aksi 212, Mantan Dubes RI-Polandia @hazpohan: Saya ingin menjadi bagian dari gerakan Umat


 JAKARTA - Hazairin Pohan alias Haz Pohan, mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Polandia menyatakan akan ikut dalam Aksi Bela Islam III (Aksi 212) pada Jumat besok, 2 Desember 2016 di Monas Jakarta.

"Bagi saya 2/12 menjadi momen khusus, saya ingin menjadi bagian dari gerakan umat untuk bangsa dan negara," kata lelaki asal Pematangsiantar Sumbar ini melalui akun twitternya @hazpohan, Kamis (1/12) pagi ini.

"Mengapa kita biarkan mereka berjuang di jalan Allah sendirian siang dan malam, haus dan lapar, sedang kita berleha2?"

"Mengapa saya tidak solider dan sepakat untuk perjuangan bangsa ini? Sedangkan mereka berjuang mati-matian mencapai Jakarta?"

"..ada yg berjalan kaki, naik kereta, pesawat, kapal, maupun sepeda motor: apapun, yg penting niat.."

"Adalah merugi jika tidak menjadi bagian gerakan dahsyat yang tidak terjadi sebelumnya di Republik maupun di dunia!"

Berikut penuturan selengkapnya yang dihimpun redaksi Portalpiyungan.co:

1. Keputusanku untuk hadir bersama keluarga dalam aksi ketiga umat berzikir dan berdoa banyak mendapat tanggapan dan dukungan positif, tks

2. Namun ada yg bertanya positif tentang pentingnya hadir dalam aksi umat ke-3, besok Jumat 2/12; untuk itu aku tulis kultwit pendek ini

3. Kultwit ini berjudul "Arti 2/12 Bagiku", sekadar sharing perspektif, sebagai individu dan bagian dari umat, mudah2an ada manfaatnya

4. Besok Jumat (2/12) aksi ketiga umat berlangsung di Monas dan sekitarnya; jutaan umat akan turun, karena ini momen khusus

5. Saya juga akan turun bersama keluarga, karena ini luar biasa, bisa kumpulkan 3 juta di satu tempat untuk zikir dan ibadah

6. Jakarta akan dibanjiri jutaan umat; ada yg berjalan kaki, naik kereta, pesawat, kapal, maupun sepeda motor: apapun, yg penting niat..


7. Mereka datang dari kejauhan, berjuang mencapai Jakarta, sedangkan saya dan kita di Jakarta tinggal melangkahkan kaki

8. Mengapa saya tidak solider dan sepakat untuk perjuangan bangsa ini? Sedangkan mereka berjuang mati-matian mencapai Jakarta?

9. Mengapa qolbu kita tidak mendengar ajakan mereka untuk kebaikan negeri ini, sedangkan mereka tidak berpunya merasakannya?

10. Mengapa kita biarkan mereka berjuang di jalan Allah sendirian siang dan malam, haus dan lapar, sedang kita berleha2?

11. Mengapa kita tidak dengarkan nurani rakyat dan umat kita yang sensitif terhadap keadilan dan kebenaranNya; apakah kita sudah tuli?

12. Mengapa qolbu kita tidak mendengar ada tuntutan bagi kemuliaan Allah dan ketidakadilan di tengah rakyat dan umat?

13. Mengapa kita tidak sepakat untuk mengenyahkan dari negeri indah ini manusia2 busuk dan mengacau bangsa?

14. Apakah kita sudah buta? Buta mata hati, tidak mendengarkan degup jantung mereka yang masih berjuang mencapai Jakarta?

15. Mengapa gerakan se negeri ini tidak kita rasakan dalam qolbu? Mengapa kita gagal menangkap sinyal ilahiah?

16. Gerakan rakyat dan umat itu hanya bisa terjadi karena Allah, energi ilahiah membimbing akal sehat dan nurani kita ke kebenaran

17. Mungkin sama seperti shalat Ied di Masjidil Haram, sekitar 2-3 juta orang, ketika semua jemaan haji shalat bareng

18. Di sana saya belajar: haji mabrur adalah memelihara kata2 baik dan berbuat baik yg harus berjalan seiring, tidak boleh kurang

19. Saya merasakan itu ketika melaksanakan ibadah haji di tahun 2002, bergetar sukmaku, bergetar ragaku merasakan kehadiranNya

20. Tetapi bagi saya 2/12 menjadi momen khusus, pertama saya ingin menjadi bagian dari gerakan umat untuk bangsa dan negara

21. Ketika persatuan bangsa terkoyak2, ketika kita kehilangan perspektif ke depan sesuai amanah pendiri bangsa

22. Ketika akal budi kita mampet, ketika negeri menjadi buas, ketika energi kita terkuras krn hal2 tak penting..

23. Ketika semua upaya dikerahkan namun jalan terang tidak ditunjukkan, ketika kita kehilangan akal sehat, ketika kita berjalan tak terarah

24. Pada saat itulah kita mengadu kepadaNya, kita yakin hanya Dia yang mampu menggerakkan negeri ini menjadi baik dan tenteram

25. Besok, saya yakin, zikir dan doa 3 juta umat langsung didengar Allah, dan puluhan juta malaikat juga hadir

26. Ini energi luar biasa, energi ilahiah yang menggerakkan qolbu kita bersama untuk satu tujuan: kemuliaan Allah

27. Aku ingin merasakan energi ilahiah itu hadir besok. Aku memerlukan, keluarga memerlukan, kita semua memerlukan ke depan

28. Momen jarang dan unprecedented itu menguatkan hati kita bhw Allah mendengar doa kita, kita yakin usaha sampai..

29. Doa untuk kebaikan bangsa dan negara, agar tetap dalam ridho-nya, agar kita hidup lebih baik ketika langkah2 duniawi gagal

30. Ini refleksi dari keyakinan kita pada Pancasila yg menempatkan pentingnya energi ilahiah paling utama

31. Ketika kita tidak bisa menolong diri sendiri, menolong tetangga dan keluarga, menolong negeri, maka kita mengadu pada Allah

32. Energi ilahiah ini kita perlukan agar hidup kita ke depan makin baik, harmoni dan sejahtera,membuat negeri menjadi baik

33. Ketika keadilan ditegakkan di bidang hukum, politik, ekonomi dan social budaya yang semakin absen di keseharian kita

34. Kemana kita mengadu? Tidak lain kepada Allah, dan tidak sendiri2 tetapi secara jamaah dlm jumlah jutaan umara

35. Saya yakin, jeritan qolbu dan bathin kita didengarNya; dan hanya Dia yang mampu mengubah hidup kita, dunia kita

36. Besok Jumat 2/12 energi itu akan hadir; adalah menjadi orang yang merugi bila tidak berpartisipasi

37. Kita bersama berjuang di jalan Allah untuk negeri tercinta, tidak ada lagi perjuangan individual, kita bergerak bersama umat

38. Kehadiran kita bermakna untuk mengikatkan komitmen bersama untuk menjadikan negeri dan bangsa ini lebih baik dan diridhoiNya

39. Kehadiran kita juga penting untuk diri sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat dan kita semua. Mengapa?

40. Untuk mereguk energi itu, dengan amal ibadah untuk menjadikan diri kita dan semua kita menjadi lebih baik, untuk memuliakanNya

41. Adalah merugi jika tidak menjadi bagian gerakan dahsyat yang tidak terjadi sebelumnya di Republik maupun di dunia!

42. Kita yakin aksi ketiga berlangsung super damai; kita dijauhkan dari kerusuhan tak perlu, dijauhkan dari manusia munafik

43. Kita yakin, ulama akan menjaga umatnya, polisi dan tentara bersama kita akan menjaga kekhusukan doa dan zikir bersama

44. Agar tujuan aksi ketiga i2/12 ni tercapai: ditegakkannya keadilan di bumi ciptaanNya, di negeri tercinta Indonesia

45. Marilah kita tidak menjadi orang yang merugi, seperti firmanNya. Marilah menjadi gerakan dahsyat u/ bangsa dan negeri. Aamiin. END.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ajak ANAK ANAK sepanjang jalan Sapa Kafilah Ciamis, Ini Sebentuk Edukasi Cinta Islam Sedari Dini


Beragam cara yang bisa dilakukan untuk mengedukasi anak-anak mencintai Islam sebagai agamanya. Memanfaatkan momentum aksi long march kafilah dari Ciamis, guru-guru ini mengajak para muridnya untuk turun ke jalan. Menyaksikan perjuangan para pembela agama Allah menuntut keadilan.

“Ya ini kan dalam rangka membela Islam. Kehadiran anak-anak di sini sebetulnya untuk mengedukasi mereka agar tertanam nilai-nilai kecintaan terhadap Islam,” kata Ana Sobariah selaku kordinator dari SDN Cangkuang 2 Kec. Rancaekek.

Menurut Ana, murid-muridnya yang hadir ini ingin melihat seperti apa semaraknya aksi long march. Secara moralitas, imbuhnya, anak-anak mendukung terhadap kegiatan tersebut.
Demikian halnya yang diutarakan penanggung jawab aksi dari SD Sedunia Persis Cileunyi. “Pembelajaran bagi mereka, belajar mencintai Al Quran. Jadi ketika mereka melihat Al Quran dilecehkan, ya mereka juga harus belajar bagaimana caranya membela Al Quran,” kata Tatan Ahmad Santana.

Selain ‘turut menyuarakan’ pesan kedamaian di jalan, Tatan menambahkan, murid-muridnya ini juga pernah membuat sebuah video pesan kedamaian yang viral di lini massa.

“Sebelum 4 Nov, itu mereka membuat video yang berisi pesan-pesan perdamaian. Ingin menunjukkan bahwa demo ini akan damai.  Dan ini bagi kami adalah edukasi untuk mereka dalam mencintai Al Quran,” pungkas  Direktur Pendidikan di SD Sedunia ini.
Sepanjang kafilah Ciamis melewati Rancaekek menuju Bandung, banyak sekali masyarakat yang menunggu di pinggir jalan, sekadar memberikan bantuan dan semangat. Tua-muda, bahkan anak-anak turut tumpah ruah dengan semangat dan ceria.

Anak-anak ini dengan lantang bershalawat dan menirukan yel-yel peserta long march, “Aksi bela Islam.. aksi bela Islam.. aksi bela Islam.. Allah Allahu Akbar,, Islam bersatu tak bisa dikalahkan, Islam bersatu tak bisa dikalahkan…“(pn/Alhikmah) 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

AKSI 212, Gubernur NTB : Kalau Mau Berangkat Silahkan, Tapi Niatkan Untuk Bangsa


Gubernur Nusa Tenggara Barat DR H Zainul Majdi meminta kepada semua elemen masyarakat NTB untuk tetap menjaga keutuhan dan persaudaraan sesama warga masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur ketika menghadiri acara Nusantara Bersatu yang digagas oleh masyarakat lintas agama di lapangan sangkareang mataram, Rabu (30/11).

“Sesulit apapun keadaan kita pasti punya semangat sama,jadi tugas kita semua baik pemerintah,tokoh agama dan masyarakat untuk terus memperkokoh persaudaraan antar sesame manusia,” Ungkapnya.

Lebih lanjut diungkapkan gubernur bahwa saat ini masyarakat Indonesia harus lebih bijak dan proporsional dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang dan tetap menjagaa toleransi diantara ummat beragama.

“Sering kita berpikir bahwa kekayaan terbesaar kita adaalahair air yang melimpah ruah, kesuburan tanah dari ujung keujung dan semua nikmat yang kita saksikan dengan mata kita,tapi sesungguhnya kekayaan, modal dan kehebatan bangsa kita yang besar adaalah persaudaraan dan rasa saling mencintai diantara rakyat Indonesia,” Paparnya.

Terkait dengan adanya masyarakat Nusa Tenggara Barat yang ingin berangkaat ke Jakarta daan bergabung dengan aksi 212 gubernur menyerahkannyaa kepada masing masing individu masyarakat daan tidak akan melakukaan pelarangan, karena menurutnya itu adalah hak konstitusional setiap waarga Negara.

“kita sudah mendengar bahwa kapolri telah sepakat dengan tokoh tokoh agama,jadi acaraa tersebut adalah acara doa bersama.kalau masyarakat NTB mau berangkat silahkan dan niatkan keberangkatannya ke Jakarta untuk berdoa untuk kebaikan Bangsa dan Negara,” Pungkasnya

dani 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Sapa Kafilah Ciamis, Ini Pesan Kang Emil Untuk Peserta Aksi Long March


Selain Ahmad Heryawan, Wali kota Bandung Ridwan Kamil juga turut menyapa peserta Aksi Long March dari Ciamis yang tengah beristirahat di Aula Perum Perhutani, Rabu (30/11/2016).

Ridwan Kamil memberikan apresiasi kepada para santri yang begitu gigih memperjuangkan visi perjuangan mereka.

“Selamat datang di Kota Perjuangan Kota Bandung. Saya melihat ini, tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Semua cita-cita perbaikan harus diperjuangkan,” kata Kang Emil sapaan karibnya.

“Fisik itu tergantung pikiran. kalau semangat walaupun capek tapi tak terasa lelah. Jadi jangan menyepelekan kekuatan tekad,” lanjutnya.

Menurut Ridwan Kamil, kendati kafilah yang datang ini berasal dari latar belakang yang berbeda. Namun kehadiran mereka dipersatukan oleh akidah, yaitu kecintaan terhadap Islam.

Sebagai wali kota, ia menjamin keamanan dan keselamatan rombongan yang berkunjung ke Bandung. “Jangan khawatir, warga Bandung itu terkenal dengan keramahannya. Saya pastikan tidak ada yang kekurangan sesuatu apa pun,” tandasnya.

Sebelumnya, Kordinator Aksi Long March, Ustaz Nonop Hanafi mengumumkan peserta untuk beristirahat di Aula Perhutani sampai ada keputusan lebih lanjut, apakah akan dilanjutkan berjalan sebagaimana rencana awal, atau naik bus yang telah dipesankan oleh para aghniya (donatur) untuk mengangkut mereka ke Jakarta. (pn/Alhikmah) 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ini 6 Alasan Logis Ahok Sangat Layak dan Harus Ditahan

 Hari ini penyidik Polri menyerahkan barang bukti dan tersangka ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkait kasus penistaan agama oleh Basuki Tj Purnama alias Ahok.

Ketua Penanggulangan Penodaan Agama, Anton Tabah Digdoyo menyatakan setelah penyerahan dan pemberkasan pada tahap 2 selesai, selanjutnya menjadi wewenang Kejaksaan.

"Tapi kita selalu ingat sudah menjadi kebiasaan hukum bahwa tersangka akan terus ditahan untuk mempermudah dan mempercepat persidangan di pengadilan yang cepat dan murah,"
katanya Kamis di Jakarta, (1/12).




Anton berharap semua aparat hukum menaati ketentuan KUHAP demi keadilan dan kepastian Hukum. "Saya yakin Kejaksaan Agung arif dan bijaksana memenuhi amanah hukum, karena syarat obyektif dan subyektif untuk menahan tersangka sudah sangat terpenuhi dengan berbagai alasan," ujarnya menjelaskan.

Anton Tabah kemudian menjelaskan alasan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini sudah mesti ditahan. Pertama, kata Anton, pascaditetapkan sebagai tersangka Ahok malah membuat delik baru memfitnah jutaan pendemo 411 dibayar masing-masing Rp 500.000. 

Kedua, tersangka merusak nama baik bangsa Indonesia di mata dunia dengan statement di koran Belanda Nederlands telah terjadi penyebaran kebencian umat Islam pada umat kristen di Indonesia. "Padahal, itu sama sekali tak pernah terjadi," ujarnya menjelaskan.

Ketiga, keamanan tersangka sangat terancam sehigga Polri mengerahkan ratusan personil hanya untuk menjaga rumah tersangka yang sudah berjalan lebih dari sebulan dengan biaya sangat besar dan menyita penggunaan kekuatan Polri yang tidak perlu dan seharusnya bisa digunakan untuk pelayanan masyarakt yang lebih bermanfaat.

Keempat, aspirasi ratusan juta rakyat Indonesia baik yang Muslim dan non-Muslim bahkan WNI Cina semua menuntut Ahok ditahan. Kelima, sampai ada mujahid komunitas puluhan ribu rakyat berjalan kaki menempuh jarak ratusan kilometer menuju Jakarta karena sangat menuntut tersangka penista Islam tersebut ditahan.

''Dan keenam, sudah banyak yurisprudensi semua kasus penistaan agama tersangkanya selalu ditahan,'' papar Anton Tabah menjelaskan.


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

[Kisah Cinta Jelang Aksi 212] Ketika Dosen Lihat Kaki Santri Ciamis Berdarah

Maimon Herawati memberikan sandal jepit dan sandal gunung kepada santri Ciamis (FB Maimon Herawati)

Setiap melewati permukiman, ribuan santri Ciamis disambut dengan penuh cinta. Ada rasa bangga pada anak-anak muda yang menempuh ratusan Kilometer demi Kalam SuciNya, ada pula rasa haru berpadu air mata.

Salah satu fragmen cinta itu terkisah apik saat seorang dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) melihat kaki salah seorang santri berdarah.

Ini kisahnya seperti dituturkan sendiri oleh Dosen Unpad Maimon Herawati:

Saat Hati Berdetak karena Hal yang Sama


Usai mengajar kelas pagi, saya turun ke Jatos. Dengan Isna, kami memilih sandal gunung dan sepatu nyaman pakai. Seluruh sandal dan sepatu ukuran 39-42 kami beli. Teteh penjaga toko menelpon pemilik toko, minta harga sangat murah dibanding harga yang tertulis di sandal gunung itu.

Gembolan besar itu dengan cukup sulit dibawa menggunakan motor ke arah Dangdeur.

Di sana berbaris masyarakat. Murid TK sampai SMK. Remaja sampai nenek kakek. Di depan mereka berbagai hal: baju, makanan, sepatu dsb.

Pekikan takbir terdengar sesekali. Juga yel yel. "Islam bersatu, tidak bisa dikalahkan!'

Kepala-kepala itu melongok, menunggu-nunggu kedatangan remaja santri Ciamis.

"Mereka hebat. Mereka luar biasa." Demikian komen-komen yang terdengar.

Saya menggabungkan diri dengan teman yang lain.

Hampir sejam, satu persatu mujahid remaja itu mendekat. Sebagian bertopi lebar. Wajah mereka penuh senyum. Sebagian mereka, tangannya sudah penuh dengan barang-barang.

Masyarakat harus dipaksa mundur karena semua berebut ke tengah jalan, membawakan berbagai hal.

"Dikumpulkan saja dalam truk, Ibu-Ibu," pinta koordinator. "Nanti akan dibagikan."

Ada banyak yang menyeka airmata.

Sekejab saja sandal-sandal gunung dan sepatu itu habis.

Di depan saya masih lewat remaja-remaja santri.

Wartawan Antara yang berdiri tak jauh dari saya menjelaskan jumlah santri yang dia saksikan berkisar 1500 orang.

Ada yang bersandal jepit. Kakinya nampak bekas darah mengering.

"Nomor kakimu berapa, Nak?"

Dia mendongak. "43."

Saya tersenyum. "Maaf ya, Bu Imun belum membeli nomor itu tadi. Bu Imun akan segera beli dan kirimkan ya. Insya Allah."

Dengan Isna, kami kembali ke Jatinangor, mencari toko sepatu yang lain. Lagi seluruh sandal gunung dan sepatu nyaman ukuran 42-44 stok toko dihabiskan. Plus berlusin-lusin kaos kaki.

Kembali ke Cipacing.

Santri-santri sudah berkumpul di RM Sehati. Saya mendapat info dari Faris ada Gubernur Jabar di dalam. Banyak bus berjejer di luar rumah makan.

Saya menyerahkan gembolan pada Faris.

Saya sendiri tak lama di sana karena harus menjadi pembicara pada seminar nasional di kampus.

Sempat bertelponan dengan Kang Teddy Setiadi. Beliau juga di lapangan.

Sepanjang jalan tadi, banyak ditemui wajah yang sering bersama dalam aktivitas kepalestinaan dan lainnya.

Ah, saat hati itu berdetak karena hal yang sama....tidak janjian pun Allah pertemukan.

Semoga demikian juga hendaknya nanti pertemuan di surga. Amiin.
Maimon Herawati siapkan banyak sepatu gunung untuk santri Ciamis

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !