“Mari hitung-hitungan sekarang. keberhasilan 2,3 juta pada 4 November itu keberhasilan siapa? Media sosial atau media massa?,” katanya dalam diskusi publik ‘Pasca Ahok Tersangka dan Memaknai Safari Politik/Show of Force Jokowi’ di Jakarta, Kamis (17/11).
Diskusi digelar di Rumah Amanah Rakyat. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut politisi Gerindra Arief Poyuono, Petisi 28 Haris Rusly, mantan anggota DPR RI Djoko Edhie Abdurrahman dan pengamat Institute Ekonomi Politik Soekarno-Hatta, Hatta Taliwang.
Disampaikan Noorsy, kekuatan media sosial sudah menandingi bahkan mengalahkan media massa. Konsolidasi aksi 411 tidak bisa dilepaskan dari Twitter, Facebook, Whatsapp, Instagram dan sebagainya.
Akan tetapi, umat Islam perlu mencari formulasi terbaru untuk mengantisipasi kemungkinan media sosial ditutup oleh pemerintah. Sebab apapun yang dinilai bertentangan dengan pemerintah, ke depan bisa saja ditutup.
Disinggung bagaimana Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tiba-tiba mengumpulkan pimpinan media televisi nasional terkait aksi 411. Dimana KPI melarang televisi menayangkan aksi 411 karena suatu alasan.
“Kita hanya punya sosial media. Kalau sosial media di jammed, kita punya apa?,” jelas Noorsy.
Mantan bakal calon Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan dirinya sudah mempunyai alternatif melakukan ‘perlawanan’ terhadap pemerintah yang dinilainya pro Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hanya saja, Noorsy tidak mau menyampaikannya.[Soemitro]
(Andy Abdul Hamid)
No comments:
Post a Comment